Jakarta - Bagi seseorang yang memiliki kekasih, Hari Valentine menjadi momen spesial yang sangat dinanti-nantikan. Pada momen inilah mereka dapat mengutarakan perasaan cinta dan ungkapan rasa sayang kepada pasangan dengan memberikan hadiah, atau hanya sekedar mencurahkan perhatian lebih. Namun di satu sisi perayaan hari kasih sayang ini juga menjadi 'musuh' besar bagi para jomblo karena mereka tidak memiliki pasangan.
Psikolog Roslina Verauli M.Psi menyarankan pada para jomblo agar tidak menjadikan status kesendirian mereka sebagai sebuah persoalan besar, terutama saat Valentine. Bersikap biasa-biasa saja dalam menghadapinya dan cobalah untuk mengubah pola pikir bahwa Valentine tidak harus selalu dirayakan bersama kekasih.
"Merayakan ramai-ramai juga juga bisa, kenapa nggak? Misalnya ngumpulin teman-teman, bikin pesta sendiri tanpa ada pasangan. Rayakan dengan orangtua juga boleh. Valentine itu kan perwujudan rasa cinta kepada seseorang, nggak harus pasangan. Kalau kita telepon orangtua setiap hari, itu juga sudah bentuk kasih sayang," ujarnya saat diwawancara Wolipop belum lama ini.
Sependapat dengan Vera, psikolog Liza Marielly Djaprie M.Si,Psi,SC, menyarankan pada para jomblo janganlah terlalu bersedih hati dengan status yang disandang. Belajarlah untuk mengasihi dang menyayangi diri sendiri terlebih dahulu.
"Gimana kita bisa mencintai orang lain kalau kita nggak bisa mencintai diri sendiri? Justru perayaan ini adalah salah satu momen yang baik untuk belajar mencintai diri sendiri," ungkap Liza saat dihubungi Wolipop via telepon, Selasa (10/2/2015).
Ibu empat anak ini juga menganjurkan untuk menghapus kesedihan tersebut dengan menghadiahi diri sendiri. Misalnya, melakukan perawatan di salon seperti creambath atau memijat seluruh tubuh. Sedangkan yang pria mungkin bisa menghabiskan waktu sendiri dengan menonton film di bioskop atau menghadiahi diri dengan gadget terbaru.
Saran lainnya juga datang pakar percintaan di Kelas Cinta, Kei Savourie. Menurutnya, para jomblo sebaiknya tidak perlu merasa iri ataupun 'galau' di Hari Valentine. Lihat saja sisi positifnya, misalnya dari segi keuangan.
Psikolog Roslina Verauli M.Psi menyarankan pada para jomblo agar tidak menjadikan status kesendirian mereka sebagai sebuah persoalan besar, terutama saat Valentine. Bersikap biasa-biasa saja dalam menghadapinya dan cobalah untuk mengubah pola pikir bahwa Valentine tidak harus selalu dirayakan bersama kekasih.
"Merayakan ramai-ramai juga juga bisa, kenapa nggak? Misalnya ngumpulin teman-teman, bikin pesta sendiri tanpa ada pasangan. Rayakan dengan orangtua juga boleh. Valentine itu kan perwujudan rasa cinta kepada seseorang, nggak harus pasangan. Kalau kita telepon orangtua setiap hari, itu juga sudah bentuk kasih sayang," ujarnya saat diwawancara Wolipop belum lama ini.
Sependapat dengan Vera, psikolog Liza Marielly Djaprie M.Si,Psi,SC, menyarankan pada para jomblo janganlah terlalu bersedih hati dengan status yang disandang. Belajarlah untuk mengasihi dang menyayangi diri sendiri terlebih dahulu.
"Gimana kita bisa mencintai orang lain kalau kita nggak bisa mencintai diri sendiri? Justru perayaan ini adalah salah satu momen yang baik untuk belajar mencintai diri sendiri," ungkap Liza saat dihubungi Wolipop via telepon, Selasa (10/2/2015).
Ibu empat anak ini juga menganjurkan untuk menghapus kesedihan tersebut dengan menghadiahi diri sendiri. Misalnya, melakukan perawatan di salon seperti creambath atau memijat seluruh tubuh. Sedangkan yang pria mungkin bisa menghabiskan waktu sendiri dengan menonton film di bioskop atau menghadiahi diri dengan gadget terbaru.
Saran lainnya juga datang pakar percintaan di Kelas Cinta, Kei Savourie. Menurutnya, para jomblo sebaiknya tidak perlu merasa iri ataupun 'galau' di Hari Valentine. Lihat saja sisi positifnya, misalnya dari segi keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar